Paracetamol (asetaminofen) adalah salah satu obat pereda nyeri dan penurun demam yang paling umum dan sering digunakan pada bayi dan anak-anak. Ketersediaannya yang luas dan profil keamanannya yang baik menjadikannya pilihan utama bagi banyak orang tua ketika si kecil merasa tidak nyaman karena demam atau nyeri ringan. Namun, penggunaan paracetamol pada bayi harus selalu dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dosis yang tepat.

Paracetamol digunakan untuk meredakan:

  • Demam: Terutama jika demam membuat bayi rewel, sulit tidur, atau menyebabkan ketidaknyamanan signifikan. Demam bisa menjadi tanda infeksi (seperti flu, pilek, atau infeksi telinga), pasca imunisasi, atau tumbuh gigi.

  • Nyeri Ringan hingga Sedang: Misalnya nyeri akibat tumbuh gigi, sakit kepala, nyeri otot, atau nyeri setelah imunisasi.

Penting: Selalu konsultasikan dengan dokter atau tenaga kesehatan jika bayi Anda berusia di bawah 3 bulan dan mengalami demam, atau jika demamnya sangat tinggi dan tidak kunjung turun.

Memberikan dosis yang tepat adalah aspek paling krusial dalam penggunaan paracetamol pada bayi. Dosis paracetamol ditentukan berdasarkan berat badan bayi, bukan usianya. Memberikan dosis yang terlalu tinggi bisa berbahaya, sementara dosis yang terlalu rendah mungkin tidak efektif.

Berikut adalah panduan umum dosis paracetamol untuk bayi:

  • Dosis: Sekitar 10-15 miligram (mg) per kilogram (kg) berat badan.

  • Frekuensi: Dapat diberikan setiap 4-6 jam, tetapi tidak boleh lebih dari 4 kali dalam 24 jam.

  • Bentuk Sediaan: Paracetamol untuk bayi umumnya tersedia dalam bentuk sirup, tetes (drops), atau supositoria (obat yang dimasukkan melalui dubur).

Contoh Perhitungan Dosis: Jika bayi Anda memiliki berat 5 kg, dosis yang direkomendasikan adalah 5 kg x 10 mg = 50 mg hingga 5 kg x 15 mg = 75 mg per dosis.

Selalu periksa kemasan obat atau resep dokter dengan teliti. Setiap produk paracetamol memiliki konsentrasi yang berbeda (misalnya, tetes mungkin lebih pekat daripada sirup). Gunakan alat takar yang disediakan bersama obat (pipet atau sendok takar) untuk memastikan akurasi.

Cara Pemberian yang Benar:

  1. Baca Label dengan Seksama: Sebelum memberikan obat, selalu baca instruksi pada label kemasan atau resep dokter.

  2. Gunakan Alat Takar yang Tepat: Jangan pernah menggunakan sendok makan biasa karena ukurannya tidak standar dan bisa menyebabkan kesalahan dosis.

  3. Periksa Konsentrasi Obat: Pastikan Anda tahu berapa miligram paracetamol per mililiter (mg/mL) dalam sediaan yang Anda miliki.

  4. Berikan Setelah Makan (Opsional): Meskipun paracetamol umumnya dapat diberikan tanpa makanan, memberikannya setelah menyusu atau makan dapat membantu mencegah sakit perut ringan.

  5. Catat Waktu Pemberian: Penting untuk mencatat kapan Anda memberikan dosis terakhir agar tidak melebihi batas 4 dosis dalam 24 jam.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan:

  • Jangan Campur dengan Obat Lain yang Mengandung Paracetamol: Banyak obat batuk dan pilek bebas juga mengandung paracetamol. Pastikan Anda tidak memberikan lebih dari satu jenis obat yang mengandung paracetamol secara bersamaan untuk menghindari overdosis.

  • Perhatikan Reaksi Alergi: Meskipun jarang, beberapa bayi bisa mengalami reaksi alergi terhadap paracetamol (ruam, gatal, bengkak). Segera cari pertolongan medis jika terjadi.

  • Efek Samping: Efek samping paracetamol umumnya ringan, seperti mual atau sakit perut. Overdosis dapat menyebabkan kerusakan hati yang serius.

  • Kapan Harus ke Dokter:

    • Bayi di bawah 3 bulan dengan demam.

    • Demam tinggi (di atas 39°C) yang tidak turun setelah pemberian paracetamol.

    • Demam berlangsung lebih dari 24-48 jam.

    • Bayi menunjukkan gejala lain yang mengkhawatirkan (lesu, ruam, kesulitan bernapas, dehidrasi, kejang).

    • Anda ragu tentang dosis atau penggunaan paracetamol.

Kesimpulan:

Paracetamol adalah obat yang aman dan efektif untuk meredakan demam dan nyeri pada bayi, asalkan digunakan dengan benar. Sebagai orang tua, pemahaman tentang dosis yang tepat berdasarkan berat badan, penggunaan alat takar yang akurat, dan kepatuhan terhadap frekuensi pemberian adalah kunci untuk memastikan keamanan dan keberhasilan terapi. Selalu konsultasikan dengan dokter atau apoteker jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran mengenai penggunaan obat pada bayi Anda.